Coelogyne pandurata

Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata) adalah spesies anggrek yang hanya di temukan di kalimantan. Anggrek hitam adalah maskot dari propinsi kalimantan timur.Saat ini anggrek hitam mengalami penurunan jumlah karena semakin sedikitnya hutan luas di kalimantan.

Selasa, 07 Desember 2010

Di Indonesia terdapat ubur - ubur yang tidak dapat menyengat













Di sebuah danau yang  berada di dalam kawasan Pulau Kakaban. Sekitar setengah jam dari Pulau Sangalaki, Berau, Kalimantan Timur. Atau sekitar satu jam dari Pulau Derawan. Pulau Kakaban memikat banyak kalangan peneliti biota laut, oceanografi, hingga hidrografi. Mereka bekerja untuk menguak misteri. Dan memecahkan proses evolusi apa yang sudah terjadi di pulau yang menyerupai cincin ini.

Di danau ini terdapat empat jenis ubur-ubur yang mendiami kehidupan danau Kakaban. Keempatnya termasuk endemik. Diantaranya, Cassiopeia ornata, Tripedalia cytophora, Mastigias papua dan Aurelia aurita. Dua jenis terakhir tak memiliki kemampuan untuk menyengat. Dan mayoritas jumlahnya paling banyak di danau ini.

Danau Pulau Kakaban, di tengah pulau atol berbentuk angka 9, di perairan sisi timur laut, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, terbentuk dari atol atau batu karang yang berbentuk cincin, yang terangkat hingga 40-60 meter ke atas permukaan laut.

Danau berair payau ini merupakan laguna tertutup, terpisah dari laut di sekitar Kakaban. Hidup dalam isolasi alam yang alamiah, beragam biota laut penghuninya mengalami evolusi, baik sifat dan bentuk fisik berubah selama terkurung dalam pembentukan dan pengangkatan karang sekitar 1 juta - 2 juta tahun.

Kuenen, adalah seorang peneliti, pada tahun 1929 hingga 1930 melakukan ekspedisi Snellius I. Tiga tahun kemudian ia memaparkan hasil penelitiannya dalam pendekatan geologi. Ia mengumpulkan sedimen laut dasar laut.

Menurutnya, secara geologi Kakaban terbentuk dari atol (Karang) yang terangkat dari lempeng samudera. Dari kedalaman sekitar 200 hingga 300 meter. Daratan di bagian tengahnya kemudian tenggelam. Atol naik hingga ketinggian 40 sampai 60 meter di atas permukaan laut. Proses ini memakan waktu antara satu hingga dua juta tahun.
Pulau Kakaban termasuk langka di bumi ini. Dan tercatat yang memiliki kondisi serupa adalah Pulau Palau di Mikronesia. Tomascik dalam bukunya ‘The Ecology of the Indonesia Seas’ menceritakan bahwa proses evolusi yang terjadi di dalam kehidupan Kakaban telah melibatkan proses fisika, kimia dan biologi yang rumit dan panjang.

Biota laut macam ubur-ubur, alga, dan mahluk lainnya yang terperangkap harus menyesuaikan diri dengan ekosistem yang terbentuk. Kondisi ini yang menyebabkan ubur-ubur itu kehilangan sengatannya. Danau di Kakaban seluas 3,9 juta meter kubik. Panjangnya sekitar 2,6 kilometer, lebar 1,5 kilometer. Kedalaman air sekitar 11 meter.

Tidak salah kalo Unesco mendaulat Kakaban sebagai salah atu warisan dunia. Dan manusia sebagai penghuni bumi sudah selayaknya juga menjaga pulau ini. Dari segala bentuk ancaman yang bisa mengusik ekologi dan kehidupan yang damai di Kakaban. Salah satu spesies yang endemik dan menjadi penghuni unik di danau itu adalah ubur-ubur yang telah kehilangan sengatnya. 

Para peneliti, sejak 1933, menemukan empat jenis ubur-ubur, yaitu Cassiopeia ornata, Mastigias papua, Aurelia aurita, dan Tripedalia cystophora. Sayang, jenis yang terakhir atau kerap disebut ubur-ubur kotak ini tidak di temui saat mengunjungi danau itu bersama rekan-rekan dari World Wildlife Fund Indonesia, The Nature Conservation, National Geographic-Indonesia Reef 2007, Biology Diving Club, dan rekan-rekan penyelam di Derawan dari penginapan Danakan.

Profil geomorfologi dan ekologi danau purba ini hanya ada di dua wilayah di dunia. Di wilayah Kabupaten Berau, selain di Kakaban, satu lagi yang lebih kecil terdapat di Pulau Maratua. Danau lainnya berada di kawasan Pulau Palau, Mikronesia, sekitar 1.000 kilometer dari Filipina, di sana terdapat sekitar lima buah danau dengan dua jenis ubur-ubur endemik, yaitu Mastigias Sp dan Aurelia aurita. Danau di Pulau Palau telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan dunia (world heritage). Adapun Danau Kakaban masih direkomendasikan untuk mendapat status yang sama.

Kita sebagai warga negara Indonesia harus bangga dan menjaga habitatnya ndan, karena spesies ubur-ubur ini ternyata hanya terdapat di Indonesia dan tergolong spesies langka seperti halnya komodo

1 komentar: